Selasa, 22 Mei 2012

Rekaman Audio di Studio

 Alat untuk membuat studio rekaman sederhana
Sebetulnya kalau ngomongin alat untuk keperluan rekaman itu terlalu luas untuk ditulis dengan detail. Gimana enggak, satu brand atau perusahaan aja bisa ngeluarin puluhan alat (produk) dengan spesifikasi dan fungsi yang berbeda. Masa saya harus menjelaskan satu persatu Huh. Tapi diluar banyaknya alat yang tersedia dipasaran, saya ingin menjelaskan beberapa alat yang mungkin sebenarnya anda punya dirumah dan ternyata bisa digunakan untuk rekaman "ala" rumahan.

Oh iya, sebelumnya kalau seandainya mas-mas pada mau tanya alat / produk A atau B atau C, jangan sama saya yah :s kan saya belum pernah semua alat yang mungkin ditanyakan tersebut :P

Oke, kita kita sudahi saja bertele-telenya, yuk langsung menuju ke topik permasalahan.

Alat / equipment yang dibutuhkan untuk membuat studio rekaman sederhana yang akan saya bahas disini itu diluar alat-alat instrument seperti drum, guitar, bass, dsb. Alat-alat tersebut antara lain

1. Komputer
Hehe, masa masih harus dipertanyakan apa gunanya alat yang satu ini :D. Karena zaman dan teknologi semakin maju dan murah, membuat alat ini sudah sangat dikenal umum oleh kita, bahkan mungkin hampir setiap rumah memilikinya :P

Kenapa membutuhkan sebuah komputer, karena studio sederhana yang akan kita buat disini itu studio rekaman berbasis digita. Jadi alat-alat analog yang sebelumnya harus dipunya oleh studio-studio rekaman besar, saat ini sudah disediakan dalam bentuk digital (dalam batasan tertentu). Nah dengan digitalisasi tersebut akhirnya kita dapat membuat studio rekaman, alat seperti FX guitar ataupun bass, drum, recording, editing, mixing, mastering bahkan tunning gitar bisa dilakukan atau ditemukan di dalam komputer :D
Komputer dengan spesifikasi seperti apa yang harus dipunya untuk membuat rekaman?
semakin tinggi nilai Proccessor semakin baik kualitasnya. titik Cool. Karena menurut saya tidak ada spesifikasi khusus untuk membuat studio rekaman berbasis digital, contoh, apabila saya ingin merekam satu buah suara (1 track), saya ndak perlu komputer dengan spesifikasi high end kan? Pentium 4 pun sudah sangat cukup Smile

Jadi intinya adalah, pergunakan komputer anda sebaik-baiknya :D

2. Soundcard / conveter / audio interface
Soundcard kalau diartikan dalam bahasa indonesia adalah kartu suara (gk enak banget yak artinya :s ). Apa sih itu? Terus apa gunanya? Lalu bagaimana cara kerjanya?
 
 Para sound engineer alias operator rekaman biasanya menyebut istilah soundcard dengan Audio Interface atau Conveter. Alasan nya sih simple, karena Audio Interface atau Conveter tidak selalu mempunyai bentuk sebuaj kartu (card) yang dipasang di motherboard CPU pada sebuah komputer, soalnya kan banyak sekarang ini banyak Audio Interface atau Conveter yang berbentuk box hingga berbentuk mixer (external).

Ya... tapi untuk kemudahan disini saya akan menggunakan kata atau istilah soundcard agar lebih mempermudah dalam menyatukan persepsi :P

Dari berbagai macam soundcard yang beredar dipasaran, soundcard yang tidak recomended untuk dijadikan soundcard rekaman adalah soundcard onboard (sebetulnya soundcard multimedia juga sih). Karena banyak banget kekurangan apabila memakai soundcard tersebut :-/. Untuk yang baru belajar sih fine aja, tapi kalau buat serius apalagi buat disewakan jangan pernah berpikir untuk memakai soundcard onboard dan juga multimedia)

Berikut yang mungkin jadi kekurangan-kekurangan soundcard onboard dan multimedia
Kekurangan-kekurangannya adalah:
  1. Kualitas untuk merekam suara kurang bagus, banyak nya noise yang sudah pasti mengalahkan suara yang ingin anda rekam. biasanya soundcard onboard hanya bisa merekam maksimal 16bit), coba saja dibandingkan dengan soundcard yang memang di tujukan untuk spesialis rekaman yang bisa merekam maksimal 24bit bahkan 32bit!. sample rate? biasa nya soundcard onboard mempunyai sampling rate yang kecil, 44,1Khz, walaupun ada yang lebih seperti 48Khz namun tetap saja soundcard tersebut tidak disarankan untuk dipakai rekaman)
  2. Latency, atau beberapa orang menyebutnya delay. walaupun bisa di akali dengan driver ASIO4ALL namun tetap saja masih terasa latencynya.
  3. Koneksi masih menggunakan jack 3,5mm Sedangkan instrumen musik pakai jack 1/4 atau kabel XLR atau kabel TRS.walaupun bisa diakali dengan extention, namun belum tentu extention tersebut malah membantu, bisa saja malah membuat hasil rekaman anda semakin tidak bagus.
  4. Kualitas AD/DA converter yang tidak di peruntukan untuk rekaman professional
 Soundcard khusus untuk dijadikan soundcard rekaman pun memiliki spesifikasi yang berbeda-beda, mulai dari berapa in/out, berapa khz dan bit depth, dsb. Bagi anda yang pusing mencari soundcard, terlebih dahulu pastikan budged yang anda punya, cari beberapa produk yang sesuai dengan budget, dan banyak-banyak melihat review di google. Setelah itu saat ketoko (atau membeli online) jangan segan-segan untuk bertanya, bawel juga gpp, paling nanti diusir hehehe :D
Speaker monitor
Speaker yang berada di studio rekaman itu sangat berbeda dibandingkan dengan soundcard multimedia yang umum digunakan untuk speaker monitor. Speaker multimedia itu biasanya sudah mem-boost atau melebih-lebihkan frequency tertentu, biasanya sih yang di boost itu di bass dan juga treble (low and high). Nah sedangkan speaker yang berada di studio rekaman itu speaker FLAT yang "mudah-mudahan" jujur dalam penyampaian frequency ke sound engineer nya. Untuk mempunyai speaker yang flat mungkin akan memberatkan kantong anda.

Cara mengakalinya adalah (walaupun tidak di rekomendasikan untuk tidak menggunakan speaker yang tidak flat) 
  1. Kenali speaker anda.
    Kenali karakter speaker yang anda punya, apakah speaker anda mem-boost low frequency ataupun mem-boost high frequency. Karakter speaker anda, hanya anda yang mengenali dan mengerti. Gunakan feeling dan mulailah mempercayai speaker anda dikit demi sedikit.
  2. Sering-sering mendengarkan lagu-lagu referensi anda di speaker yang anda punya.
    Karakter speaker anda akan mulai anda hapal seiring dengan waktu. Sering-sering lah mendengarkan lagu-lagu yang telah direkam, dimixing dan dimastering oleh para professional.
  3. Kenali karakter ruang kamar anda.
    Tidak dipungkiri, studio-studio professional menggunakan tata ruang akustik yang telah di perhitungkan dengan baik. Bass trap, difusser, dan lain-lain akan menghiasi studio-studio mereka. Seperti yang diterang kan diatas, dengan sering-sering mendengarkan lagu referensi anda, anda akan lebih mengenal karakter ruangan anda
  4. Preamp
preamp digunakan untuk meningkatkan gain signal input sebelum masuk ke soundcard. bisa juga digunakan untuk coloring. kalau saya menggunakan preamp untuk mengambil panthom powenya saja. panthom power dibutuh kan bila kita mengunakan mic condensr untuk rekaman.
 5. Kabel
Jangan anggap sepele soal kabel. Kabel murahan akan membuat hasil rekaman anda dikalahkan dengan suara noise, dengung dan lain-lain. Belilah kabel yang bagus bila anda ingin hasil rekaman anda terdengar layaknya rekaman professional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar